Jumat, 09 April 2010

MINUMAN ISOTONIK

Bbrp minuman yg saat nie di larang & ditarik dari peredaran = frezz Mix, ize pop, nihdu orange drink, amazone, MIZONE, zhuka sweat, arinda, cafeta zone, amico sweat, oki jelly drink, jelly juice, fruit jam, zeger Iso Tonic, boy zone, coffe cup, jelly cool drink, ZPORTO, jungle juice, zes tea, mogu2…. MEngandung siklomat, bisa menyebabkan penyakit lupus ( marusak antibodi dan blm ada obat) larangan nie sdh di sebar di skul2 di JKT. Fw key g laen yach…


Search di Google nemu artikel berikut (Jawapos dan Republika) :


http://www.jawapos. co.id/index. php?act=detail_ c&id=256676


JAKARTA - Hati-hati mengonsumsi minuman dalam kemasan. Terutama minuman


berjenis isotonik. Zat pengawet yang ada dalam minuman kemasan itu sangat


berbahaya. Salah satunya dapat menyebabkan penyakit sistemic lupus


erythematosus (SLE) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.


Komite Masyarakat Antibahan Pengawet (Kombet) kemarin merilis hasil risetnya


terhadap 28 minuman dalam kemasan. Yang paling banyak diteliti adalah


minuman isotonik. "Ternyata sebagian besar minuman dalam kemasan mengandung


bahan pengawet yang membahayakan tubuh," kata Ketua Kombet Nova Kurniawan


saat konferensi pers di Hotel Sari Pan Pasific kemarin.


Penelitian Kombet yang disupervisi Lembaga Penelitian Pendidikan dan


Penerangan Jakarta itu dilakukan di tiga laboratorium, yakni di Sucofindo


Jakarta, M-Brio Bogor, dan Bio-Formaka Bogor. Ada dua zat pengawet yang


dicari dalam minuman kemasan, yakni natrium benzoate dan kalium sorbet.


Riset tersebut dilakukan 17 Oktober hingga 3 November 2006.


Hasilnya, minuman dalam kemasan diklasifikasi dalam empat kategori. Kategori


pertama adalah produk yang tidak ditemukan bahan pengawet natrium benzoate


dan kalium sorbat. Yakni, Pocari Sweat, Vita-Zone, NU Apple EC, Jus AFI, dan


Sportion.


Kategori kedua, produk yang memakai pengawet natrium benzoat dan


mencantumkannya di label kemasan. Minuman yang masuk kategori ini adalah


Freezz Mix, Ize Pop, Nihau Orange Drink, Zhuka Sweat, Amazone, Kino Sweat,


Arinda Sweat, Arinda Ice Coffee, Cafeta, Vzone, Pocap, Amico Sweat, Okky


Jelly Drink, Deli Jus, dan Fruitsam.


Ada juga minuman yang mengandung dua pengawet, natrium benzoat dan kalium


sorbat, tetapi hanya mencantumkan satu jenis pengawet. Yakni Mizone,


Boy-zone, dan Zegar Isotonik. Yang paling parah adalah minuman yang


mengandung pengawet, tapi tidak mencantumkannya dalam label kemasan. Minuman


tersebut adalah Kopi Kap, Jolly Cool Drink, Zporto, Jungle Juice, Zestea,


dan Mogu-mogu.


"Kategori ketiga dan keempat masuk dalam kategori pembohongan publik. Dirjen


Pengawasan Obat dan Makanan Depkes harus bertindak tegas dan menarik produk


tersebut dari pasar," kata Nova.


Kombet berencana melakukan class action terhadap BPOM karena mengeluarkan


izin minuman berbahan pengawet yang membahayakan manusia. Produsen minuman


juga dianggap melanggar Permenkes 722 Tahun 1988 tentang Bahan Tambahan


Makanan. Juga UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta UU No


7 Tahun 1996 tentang Pangan. "Jalur hukum sedang disusun berkasnya,"


katanya.


Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) Nurhasan yang ikut dalam konferensi


pers kemarin mengatakan, perkembangan penyakit lupus meningkat tajam di


Indonesia. "Tahun ini saja, di RS Hasan Sadikin Bandung sudah terdapat 350


orang yang terkena SLE (sistemic lupus erythematosus) ," jelasnya.


Penyakit tersebut merupakan peradangan menahun yang menyerang berbagai


bagian tubuh, terutama kulit, sendi, darah, dan ginjal. Hal itu disebabkan


adanya gangguan autoimun dalam tubuh.


Sistem kekebalan tubuh seseorang yang seharusnya menjadi antibodi tidak


berfungsi melindungi, tapi justru sebaliknya, menggerogoti tubuh sendiri.


Gejalanya, kulit membengkak, kencing berdarah atau berbuih, gatal-gatal, dan


sebagainya. "Penyakit ini menyebabkan kematian dan belum ada obatnya,"


terang Nurhasan.


Penyakit lain yang disebabkan bahan pengawet minuman dalam kemasan adalah


kanker. "Karena itu, produsen minuman kemasan sebaiknya memperhatikan hak


konsumen untuk sehat. Caranya dengan memperpendek masa kedaluwarsa atau


menghilangkan sama sekali bahan pengawet dalam minuman kemasan," kata


Nurhasan. (tom/fal)


Dan



Rabu, 15 Nopember 2006




Banyak Minuman Kemasan tak Cantumkan Bahan Pengawet




Jika dikonsumsi terus menerus dan berakumulasi, akan menimbulkan efek terhadap kesehatan.




Sejumlah minuman kemasan yang beredar di pasaran ditengarai menggunakan bahan pengawet yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Celakanya, pada label kemasan produk kerap tidak dicantumkan komposisi bahan pengawet tersebut sehingga sangat merugikan konsumen.




Ketua Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (Kombet), Nova Kurniawan mengatakan, pihaknya menemukan adanya beberapa merek produk minuman kemasan yang mengandung bahan pengawet jenis kalsium sorbat dan natrium benzoat. "Minuman kemasan itu biasa dijual di pasar, warung pinggir jalan, dan swalayan," ujarnya kepada pers, Selasa (14/11) di Jakarta.




Untuk mengetahui ada tidaknya bahan pengawet dalam minuman kemasan, dilakukan kerja sama dengan tiga lembaga peneliti, yakni LP3ES, Sucofindo Jakarta, M-Brio Bogor dan Bio Farmaka Bogor. Sampel diambil secara acak, terutama pada jenis produk minuman isotonik, untuk selanjutnya diuji secara laboratorium.




Menurutnya, dari hasil riset terhadap 15 produk minuman pada tanggal 17-20 November 2006 oleh Sucofindo Jakarta, menunjukkan bahwa produk yang terdeteksi mengandung pengawet natrium benzoat (Na benzoat) adalah Zporto (376,17 miligram/liter), Freez Mix (267,84 mg/l), Arinda Sweat (286,08 mg/l), Zhuka Sweat (214,15 mg/l), Kino Sweat (260,86 mg/l), Amazone (433,30 mg/l) Boyzone (280,41 mg/l), Amico Sweat (289,93 mg/l), dan Pocap (263,39 mg/l). Produk yang mengandung kalium sorbat (K sorbat) adalah Zegar (95,37 mg/l). Sementara, yang terdeteksi mengandung Na benzoat dan K sorbat yakni Mizone (107,28 mg/l dan 91,20 mg/l).




Hasil riset M-Brio bogor yang dikeluarkan pada 3 Nopember terhadap produk yang sama menunjukkan Mizone (Orange Lime) mengandung K sorbat 113 mg/l dan Freez Mix mengandung Na benzoat 120 mg/l. Berikutnya, Arinda Sweat (Na benzoat 119 mg/l), Zegar (K sorbat 116 mg/l), Zhuka Sweat (Na benzoat 117 mg/l) Kino Sweat (Na benzoat 122 mg/l), Amazon (Na benzoat 118 mg/l), Boyzone (Na benzoat 123 mg/l) V-Zone (Na benzoat 120 mg/l) Americo Sweat (Na benzoat 121 mg/l) dan Pokap (Na benzoat 123 mg/l).




Laporan dari Bio Farmaka Research Center IPB Bogor juga menemukan Mizone baik rasa Passian Fruit dan Orange Lime mengandung pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat, demikian pula pada produk Jungle Jus. Sedangkan untuk Vitazone, Pocari Sweat, Rezza Sportion, Nu Apple EC dan Jus AFI tidak ditemukan kedua jenis pengawet tadi.




Lebih jauh, Nova menyatakan, meski kandungan bahan pengawet rata-rata tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi terus menerus dan berakumulasi, akan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Bahan pengawet pada dasarnya merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan untuk menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan makanan dan minuman. Penggunaan pengawet terutama dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi minuman mudah rusak. Dengan pemberian pengawet tersebut, produk minuman diharapkan dapat terpelihara kesegarannya.




Tetapi, meski mengandung bahan pengawet, masyarakat masih terus mengkonsumsi produk-produk itu. "Masyarakat memang tidak diberitahu akan hal itu, karena pada label kemasannya, tak ada penjelasan tentang komposisi kandungan bahan pengawetnya," imbuh Nova. Kalau pun dicantumkan, lanjut dia, penjelasan mengenai komposisi itu biasanya ditulis menggunakan huruf yang amat kecil, sehingga tidak mudah dibaca. Atau, memakai bahasa asing sehingga tidak mudah dipahami oleh konsumen.




Selama ini, ada tiga kelompok produk yang beredar di pasaran. Pertama, produk yang tidak menggunakan bahan pengawet. Kedua, produk yang menggunakan bahan pengawet dan mencantumkan pada label makanan. Ketiga, menggunakan bahan pengawet tapi tak mencantumkan pada kemasan. Padahal, adanya label yang mencantumkan komposisi kandungan bahan pada produk tadi, amatlah penting. Maka dari itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes, harus bertindak tegas dengan mencabut izin produk minuman yang tidak sesuai ketentuan.




Sementara, Nur Hasan dari Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) mengatakan bahwa produk yang sengaja tidak mencantumkan komposisi bahan pada label kemasan, bisa dikatakan telah melanggar UU Perlindungan Konsumen, Peraturan Pemerintah tentang Iklan dan Label Pangan serta Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan. Menurutnya, tak hanya pengawet, sebenarnya produk makanan maupun minuman yang beredar, juga banyak mengandung bahan pewarna serta pemanis. "Kita tentu sangat prihatin, karena penggunaan yang tidak terkontrol dari bahan-bahan tadi dapat berbahaya bagi kesehatan," tandasnya.





Berbagai jenis penyakit bisa timbul akibat akumulasi dari bahan tersebut dalam tubuh. Seperti, kanker dan menyebabkan systemic lupus erythematosus (SLE), dan sebagainya. Dengan begitu, dia mengharapkan agar masyarakat lebih kritis dan berhati-hati dalam membeli produk minuman atau makanan kemasan antara lain dengan meneliti lebih dahulu komposisi kandungan bahan pada label kemasan. n yus


Mengenai SLE bisa dilihat disini :



http://en.wikipedia.org/wiki/Systemic_lupus_erythematosus

0 komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI